Kalau anda main ke Padepokan Kenari anda akan lihat
membujur dari selatan sampai utara deretan Bukit – bukit Menoreh, jauh sih
jaraknya, tapi Nampak ngeblok memanjang..
Kisah perburuan kami
kala itu mencari kenari trah red local dari penduduk setempat. Ketika kami dapat info,kami langsung meluncur ke TKP.
Jalannya sepi lewat
alas – alas dan pohon – pohon besar, saya sampai bilang sama mas Hanafi, “
jangan – jangan kita salah alamat, kok ada ya yang punya kenari di tempat ini??”.
Kala itu menyusuri
sungai kecil sampai akhirnya masuk ke kampungnya,.,setelah tanya – tanya ketemu
rumahnya.
Untuk kerumahnya mas
Hanafi harus turun dari boncengan motor saya lalu jalan karena jalannya terjal
dan naik lempeng..parkirnya juga repot karena juga sempit
pekarangannya,,akhirnya saya bisa lihat burung – burung di situ dan memang ada
seorang mastering di situ..
Tentu pembaca budiman
akan bertanya – tanya apasih materinya??, anda akan kaget karena materi ini
jarang di pakai oleh para mastering Nasional.
Plentett, yach
plentet,, aneh bukan hehehe.
Saya lihat 3 ekor
plentet mengepung 2 ekor kenari bakalan,,,di puncak gunung dan nyaris di kampong
itu saya juga tidak mengetahui ada penduduk setempat yang pelihara kenari. Nyaris
semua penduduk yang hobby burung pelihara kicauan wabil khusus burung plentet.
Saya datang ke tempat
itu langsung melihat penampilan satu burung menyanyikan lagu plentet dan swara
burung – burung sawahan, ada swara wark – wark, mirip swara burung gaok juga
hehehe aneh khan??...
Tanpa basa – basi langsung
kita boyong burung tersebut ke Padepokan Kenari…
Penulis : Bp H. Ady
Jaya
Editor : Rudi